Makassar, 27 Juli 2025 — Suasana penuh energi dan semangat kolaborasi mewarnai Musyawarah Nasional (Munas) VI Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia yang digelar di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, pada 24–27 Juli 2025. Mengusung tema “Inovasi dan Kolaborasi Membangun Ekosistem Pendidikan Islam yang Modern,” Munas kali ini menjadi titik balik penting dalam sejarah JSIT untuk menata langkah strategis menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
Acara prestisius ini dibuka dengan khidmat oleh Menteri Pendidikan, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya integrasi nilai keislaman dengan kemajuan teknologi. “JSIT adalah mitra strategis negara dalam membangun generasi unggul yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Saya yakin JSIT mampu menjadi pelopor inovasi pendidikan berbasis nilai Islam yang inklusif dan modern,” ujarnya. Penutupan Munas turut dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli, Ph.D., yang mengapresiasi kontribusi JSIT dalam membentuk generasi pekerja masa depan yang kompeten, berintegritas, dan siap menghadapi revolusi industri 5.0.
Selain agenda utama persidangan, Munas VI juga menampilkan seminar nasional dan internasional dengan pembicara-pembicara kenamaan, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Seminar ini membahas topik penting seperti transformasi digital di sekolah Islam terpadu, strategi pendidikan berkelanjutan, serta inovasi kepemimpinan pendidikan berbasis nilai Qur’ani. Para peserta, yang merupakan perwakilan yayasan penyelenggara sekolah Islam terpadu dari seluruh penjuru negeri, aktif berdiskusi, bertukar ide, dan membangun jejaring strategis.
Di antara para tokoh pendidikan yang hadir, Feri Rustandi, S.Pd., M.M., Ketua Koordinator Daerah (Korda) JSIT Subang, memberikan pandangan visioner terkait Munas ini. “Munas VI adalah momentum yang monumental. Arah kebijakan yang dihasilkan sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman. JSIT Subang siap menjalankan amanah ini dengan semangat inovasi, kolaborasi, dan kerja nyata,” tegasnya.
Salah satu momen bersejarah dalam Munas VI adalah terpilihnya Ahmad Fikri, M.Pd. sebagai Ketua JSIT Indonesia periode 2025–2029. Dengan pengalaman panjang di dunia pendidikan, Ahmad Fikri diharapkan mampu membawa JSIT ke level lebih tinggi dalam penguatan mutu pendidikan Islam terpadu. Sementara itu, Prof. Dr. Sukro Muhab, M.Si., kembali dipercaya sebagai Ketua Majelis Tinggi JSIT Indonesia, didampingi oleh susunan Dewan Pengawas, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar yang siap memperkuat arah kebijakan strategis organisasi.
Salah satu keputusan penting dalam Munas VI adalah perubahan bentuk hukum JSIT Indonesia menjadi organisasi berbadan hukum perkumpulan. Langkah ini menjadi pijakan baru untuk memperkuat legalitas, tata kelola, dan kemandirian organisasi. Proses persidangan yang cukup panjang mencerminkan keseriusan peserta dalam merumuskan langkah-langkah strategis yang berpengaruh bagi masa depan pendidikan Islam terpadu.
Munas VI juga menetapkan serangkaian arah kebijakan jangka panjang yang fokus pada peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan berbasis kompetensi digital, penguatan kurikulum berbasis Al-Qur’an yang adaptif dengan kemajuan teknologi, sinergi global untuk memperluas jejaring internasional sekolah Islam terpadu, serta pengembangan program inovatif untuk meningkatkan daya saing lulusan SIT di era global.
Munas JSIT Indonesia VI meneguhkan komitmen untuk menjadikan sekolah Islam terpadu sebagai pusat unggulan dalam membangun generasi Qur’ani yang kreatif, cerdas, dan berdaya saing global. Dengan tema inovasi dan kolaborasi, JSIT tidak hanya menatap masa depan dengan optimisme, tetapi juga siap menjadi lokomotif perubahan pendidikan di Indonesia.